Rabu, 30 November 2011

struktur fisiologi Cacing tanah

Lumbricus terrestris

a.       Pengertian
Cacing termasuk hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai tulang belakang (invertebrata). Cacing tanah yang mempunyai nama ilmiah Lumbriscus terestris atau adapula yang menyebut Pheretima sp adalah termasuk kelas Oligochaeta. Famili terpenting dari kelas ini Megascilicidae dan Lumbricidae. Cacing bukanlah hewan yang asing bagi masyarakat kita, terutama bagi masyarakat pedesaan. Namun hewan ini mempunyai potensi yang sangat menakjubkan bagi kehidupan dan kesejahteraan manusia.
b.      Sistem Pernapasan
Tubuh cacing tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing. Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.

c.       Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada cacing sudah sempurna. Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim - enzim
yang dikeluarkan oleh getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing berupa daun-daunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

d.      Sistem Eksresi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJH2dThiQin6XUps3g23c61d1jsPyBOrenUntHQWPvu5oYL12ogkMEiZE2mU0Y5wAuJVRkGlMm9_snVTBmpRCN6WwLuKDRtGoINc5QYrITakYPNdbmDtbTU33IQlrnBW0PwrVoJUI2wrg/s400/EKSKRESI+CACING+TANAH.jpg
a.       Pada cacing yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan terakhir.
b.       Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong, disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain.
c.        Nefrostom bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom).
d.       Rongga tubuh ini berfungsi sebagai sistem pencernaan.
e.        Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang berliku-liku pada segmen berikutnya.
f.        Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini akan membesar seperti gelembung.
g.        Kemudian gelembung ini akan bermuara ke bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut nefridiofor.
h.       Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh gerakan silia dan otot.
i.         Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium, bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh sel-sel tertentu dari tabung.
j.         Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan disirkulasikan lagi.
k.       Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang diekskresikan keluar.
l.         Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
m.     Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa.
n.       Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.
o.       Oleh karena cacing hidup di dalam lingkungan yang lembab, anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan lewat sistem ekskresi.
e.       Sistem Peredaran Darah
Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
·         Arah aliran darah :
Lengkung aorta > pembuluh ventral > kapiler (seluruh jaringa tubuh) > pembuluh dorsal > lengkung aorta (pembuluh jantung).
Oksigen diabsorbsi melalui kulit dan dibawa pembuluh kapiler menuju ke pembuluh dorsal. Pertukaran darah terjadi paad kapiler. Darah cacing tanah mengandung haemoglobin yang terlarut dalam cairan darahnya.

f.       Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi Cacing bereproduksi secara seksual. Umumnya bersifat hermafrodit, tetapi cacing ini tidak melakukan pembuahan sendiri, melainkan secara silang. Dua cacing yang melakukan kawin silang menempelkan tubuhnya dengan ujung kepala berlawanan. Alat kelamin jantan mengeluarkan sperma dan diterima oleh klitelium cacing pasangannya. Pada saat bersamaan klitelium mengeluarkan mukosa kemudian membentuk kokon. Sperma bergerak ke alat reproduksi betina dan disimpan di reseptakel seminal. Ovum yang dikeluarkan dari ovarium akan dibuahi oleh sperma. Selanjutnya, ovum yang telah dibuahi masuk ke dalam kokon. Telur bersama kokon akan keluar dari tubuh cacing dan menjadi individu yang baru. Telur menetas setelah tiga minggu dan dapat menghasilkan 2-20 lebih secara sekaligus bayi cacing.

g.      Sistem Saraf
Pada cacing sudah mempunyai perkembangan sistem saraf yang lebih maju yaitu telah terbentuknya ganglia yang segmental sepanjang tubuhnya. Ganglion supraoesofagus yang disebut juga otak fungsinya masih tetap sebagai sebuah stasiun relay sensoris dari reseptor yang peka terhadap cahaya, sentuhan, dan zat kimia pada permukaan tubuh disekitarnya (bagian muka). Hewan ini mempunyai ganglion pada tiap ruas tubuhnya. Ganglia segmental tersebut dihubungkan dengan tali saraf ventral. Tiap ganglion mempunyai fungsi sebagai pusat yang menerima impuls dari saraf sensorik dari reseptor kulit yang ada disekitarnya. Selain itu terdapat serabut saraf berukuran besar yang menyebabkan otot longitudinal pada semua ruas berkontraksi bersama-sama.

B.   KEUNGGULAN DAN KEKURANGAN CACING TANAH
a.       Keunggulan
ü Memperbaiki struktur fisik tanah
ü Meningkatkan tingkat penyaringan air dan tingkat penyerapan membantu tanah untuk mengeringkan lebih baik. Kurang sama dengan limpasan air dan erosi kurang kurang.
ü Dalam bidang pertanian, cacing menghancurkan bahan organik sehingga memperbaiki aerasi dan struktur tanah. Akibatnya lahan menjadi subur dan penyerapan nutrisi oleh tanaman menjadi baik. Keberadaan cacing tanah akan meningkatkan populasi mikroba yang menguntungkan tanaman. Selain itu juga cacing tanah dapat digunakan sebagai:
-          Bahan Pakan Ternak
Berkat kandungan protein, lemak dan mineralnya yang tinggi, cacing tanah dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti unggas, ikan, udang dan kodok.
-          Bahan Baku Obat dan bahan ramuan untuk penyembuhan penyakit.
Secara tradisional cacing tanah dipercaya dapat meredakan demam, menurunkan tekanan darah, menyembuhkan bronchitis, reumatik sendi, sakit gigi dan tipus.
-          Bahan Baku Kosmetik
Cacing dapat diolah untuk digunakan sebagai pelembab kulit dan bahan baku pembuatan lipstik.
-          Makanan Manusia
Cacing merupakan sumber protein yang berpotensi untuk dimasukkan sebagai bahan makanan manusia seperti halnya daging sapi atau Ayam.

b.      Kelemahan

1 komentar: